Portal Bintuhan (foto : PWK Palembang) |
Kaur sebagai salah satu kabupaten
yang berada di Provinsi Bengkulu, memiliki luas wilayah sebesar 2.369,05 km²,
dengan jumlah penduduk sedikitnya 110.428 jiwa. Jarak tempuh yang dapat dicapai
dari Ibukota Propinsi Bengkulu ke
Ibukota Kabupaten Kaur sekitar 253 km, dengan waktu perjalanan lebih kurang 5
jam.
Kabupaten Kaur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Kaur di Provinsi Bengkulu. Kabupaten Kaur sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Bengkulu Selatan. Ibukota Kabupaten Kaur berkedudukan di Bintuhan.
Kabupaten Kaur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Kaur di Provinsi Bengkulu. Kabupaten Kaur sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Bengkulu Selatan. Ibukota Kabupaten Kaur berkedudukan di Bintuhan.
Kabupaten
Kaur sebagai kabupaten baru hasil dari pemekaran, memiliki banyak potensi
sumberdaya alam yang perlu dikelola dan dikembangkan oleh pemerintah daerah
sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), diantaranya bidang pariwisata.
Sebagai contoh adalah objek wisata pantai yang berada di Desa Wayhawang
Kecamatan Maje.
Pantai
Wayhawang merupakan objek wisata yang banyak diminati oleh wisatawan baik nusantara maupun mancanegara. Ciri khas
pantai ini adalah adanya sebuah batu karang yang besar berada di tengah laut
berbentuk seperti kapal/perahu. Masyarakat setempat memberi nama “Batu Jung”.
Pantai ini berada di Selatan ibukota kabupaten, untuk mengunjunginya
hanya memakan waktu sekitar 20 menit. Batu Jung berada lebih kurang 100 m dari
bibir pantai ke tengah laut.
Cerita
tentang awal mula Batu Jung sudah sangat melegenda dalam masyarakat Kaur.
Kisahnya berawal dari sebuah kapal nelayan yang terdampar di pinggir pantai,
disaat yang bersamaan lewatlah Si Pahit Lidah yang memanggil untuk meminta api
kepada pemilik kapal, namun permintaan tersebut tidak dihiraukan lantaran suara
Si Pahit Lidah tidak begitu jelas didengar oleh pemilik kapal, celakanya Si
Pahit Lidah tersinggung dan merasa dilecehkan, maka dikutuknyalah kapal
tersebut menjadi batu.
Kisah lain
mengatakan bahwa dahulu kala ada sebuah kapal milik saudagar yang merapat ke
Pantai Wayhawang untuk suatu keperluan. Setelah segala keperluan terpenuhi maka
nakhoda kapal mau melanjutkan perjalanan kembali, datanglah Si Pahit Lidah
ingin menumpang kapal tersebut, namun keinginannya ditolak. Karena sakit hati
maka Si Pahit Lidah menyumpah kapal itu menjadi batu. Dengan seketika kapal
tersebut berubah menjadi batu besar yang bentuknya sama persis dengan bentuk
aslinya. Wallahu’alam Bissawab.
Batu Jung dilihat dari jarak +/- 20 m |
Batu Jung
ini bisa dilihat dari jarak dekat bahkan dapat dipegang secara langsung pada
saat air laut sedang surut (laut langat), namun kita perlu hati-hati karena di
sana banyak terdapat binatang berbisa seperti ular, lipan, kalajengking dan
lain-lain. Di samping itu juga bagi yang hobi memancing dapat menyalurkan
hobinya memancing di sekitar Batu Jung (pangbak).
mantab
BalasHapusBagus mantap kaur gitu lo
BalasHapusyess.......sanak. Kita patut bersyukur dg keindahan ciptaan Allah ini.
HapusAyoo kunjungi,,pantai linau setara dengan pantai bali,,
BalasHapusayoooo........buruan......
HapusMantap...
BalasHapus👍👍
Mantap...
BalasHapus👍👍
aq hanya bisa berkata .... Waaooooww .... Exellent :)
BalasHapusMasyaAllah
BalasHapus