feed

Senin, 11 Februari 2013

BATU JUNG

Portal Bintuhan (foto : PWK Palembang)


Kaur sebagai salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Bengkulu, memiliki luas wilayah sebesar 2.369,05 km², dengan jumlah penduduk sedikitnya 110.428 jiwa. Jarak tempuh yang dapat dicapai dari Ibukota Propinsi Bengkulu ke Ibukota Kabupaten Kaur sekitar 253 km, dengan waktu perjalanan lebih kurang 5 jam.

 Kabupaten Kaur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Kaur di Provinsi Bengkulu. Kabupaten Kaur sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Bengkulu Selatan. Ibukota Kabupaten Kaur berkedudukan di Bintuhan.
Kabupaten Kaur sebagai kabupaten baru hasil dari pemekaran, memiliki banyak potensi sumberdaya alam yang perlu dikelola dan dikembangkan oleh pemerintah daerah sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), diantaranya bidang pariwisata. Sebagai contoh adalah objek wisata pantai yang berada di Desa Wayhawang Kecamatan Maje.

Portal Selamat Datang di Pantai Wayhawang (foto : Saswin Nasal)

Pantai Wayhawang merupakan objek wisata yang banyak diminati oleh wisatawan baik  nusantara maupun mancanegara. Ciri khas pantai ini adalah adanya sebuah batu karang yang besar berada di tengah laut berbentuk seperti kapal/perahu. Masyarakat setempat memberi nama “Batu Jung”. Pantai ini berada di Selatan ibukota kabupaten, untuk mengunjunginya hanya memakan waktu sekitar 20 menit. Batu Jung berada lebih kurang 100 m dari bibir pantai ke tengah laut.

Batu Jung dilihat dari bibir pantai


Cerita tentang awal mula Batu Jung sudah sangat melegenda dalam masyarakat Kaur. Kisahnya berawal dari sebuah kapal nelayan yang terdampar di pinggir pantai, disaat yang bersamaan lewatlah Si Pahit Lidah yang memanggil untuk meminta api kepada pemilik kapal, namun permintaan tersebut tidak dihiraukan lantaran suara Si Pahit Lidah tidak begitu jelas didengar oleh pemilik kapal, celakanya Si Pahit Lidah tersinggung dan merasa dilecehkan, maka dikutuknyalah kapal tersebut menjadi batu.
Kisah lain mengatakan bahwa dahulu kala ada sebuah kapal milik saudagar yang merapat ke Pantai Wayhawang untuk suatu keperluan. Setelah segala keperluan terpenuhi maka nakhoda kapal mau melanjutkan perjalanan kembali, datanglah Si Pahit Lidah ingin menumpang kapal tersebut, namun keinginannya ditolak. Karena sakit hati maka Si Pahit Lidah menyumpah kapal itu menjadi batu. Dengan seketika kapal tersebut berubah menjadi batu besar yang bentuknya sama persis dengan bentuk aslinya. Wallahu’alam Bissawab.

Batu Jung dilihat dari jarak +/- 20 m

Batu Jung ini bisa dilihat dari jarak dekat bahkan dapat dipegang secara langsung pada saat air laut sedang surut (laut langat), namun kita perlu hati-hati karena di sana banyak terdapat binatang berbisa seperti ular, lipan, kalajengking dan lain-lain. Di samping itu juga bagi yang hobi memancing dapat menyalurkan hobinya memancing di sekitar Batu Jung (pangbak).
 
wisatawan sedang berlibur menikmati keindahan Batu Jung









9 komentar:

  1. Bagus mantap kaur gitu lo

    BalasHapus
    Balasan
    1. yess.......sanak. Kita patut bersyukur dg keindahan ciptaan Allah ini.

      Hapus
  2. febri tanjung baru6 Mar 2014, 18.55.00

    Ayoo kunjungi,,pantai linau setara dengan pantai bali,,

    BalasHapus
  3. aq hanya bisa berkata .... Waaooooww .... Exellent :)

    BalasHapus